Sering Minta Bantuan tapi Ogah Belajar? Ciri Guru Senior yang Bikin Lingkungan Sekolah Tidak Sehat

Sering Minta Bantuan tapi Ogah Belajar Ciri Guru Senior yang Bikin Lingkungan Sekolah Tidak Sehat - www.pengajarpedia.com
Sering Minta Bantuan tapi Ogah Belajar Ciri Guru Senior yang Bikin Lingkungan Sekolah Tidak Sehat

Hai sobat pengajar, pernah nggak sih kalian berada di posisi serba salah? Di satu sisi ingin membantu rekan kerja, tapi di sisi lain kok rasanya bantuan itu lama-lama berubah jadi beban dan tanggung jawab yang bukan milik kita. Fenomena guru senior sering minta bantuan tapi tidak mau belajar ini ternyata cukup sering terjadi di sekolah, dan tanpa disadari bisa menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.

Awalnya niat baik. Tapi kalau keterusan, yang capek bukan cuma fisik, tapi juga mental.

Dari Tolong-Menolong Berubah Jadi “Titip Kerjaan”
Sebagai guru, kita terbiasa saling bantu. Entah itu soal administrasi, teknologi, laporan, atau urusan pembelajaran. Apalagi kalau yang minta bantuan adalah guru senior, rasanya sungkan untuk menolak.

Masalahnya muncul ketika:
  • Setiap tugas selalu dilimpahkan
  • Tidak ada usaha untuk belajar mandiri
  • Semua langsung “dititipkan” ke guru lain
Di sini bantuan berubah bentuk. Bukan lagi kolaborasi, tapi pemanfaatan. Kita yang awalnya cuma ingin membantu, lama-lama malah seperti diberi tugas tambahan tanpa kejelasan batas.

Padahal, sobat pengajar, membantu itu sifatnya sementara. Yang dibantu seharusnya tetap belajar dan bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri.

Ingin Dibantu, Tapi Tidak Pernah Mau Proses

Belajar itu memang melelahkan, apalagi bagi guru yang sudah lama mengajar dan harus beradaptasi dengan hal baru. Tapi menolak belajar sambil terus meminta bantuan bukanlah solusi.

Yang sering terjadi:
  • “Nanti kamu saja yang kerjakan ya”
  • “Aku nggak paham, kamu aja yang urus”
  • “Pokoknya aku titip”
Tanpa ada keinginan untuk ikut memahami. Tanpa bertanya bagaimana caranya. Tanpa mencoba sendiri. Di titik ini, hubungan profesional jadi timpang.

Dalam jangka panjang, kondisi seperti ini bisa membuat guru yang sering dimintai bantuan merasa:
  • Tidak dihargai
  • Kelelahan secara emosional
  • Kehilangan kenyamanan bekerja
Ini jelas berdampak pada kesehatan lingkungan kerja guru di sekolah.

Gosip: Racun Pelan-Pelan di Ruang Guru

Masalah tidak berhenti di situ. Ironisnya, guru yang sering meminta bantuan tapi enggan belajar ini juga kerap menjadi sumber gosip. Entah membicarakan rekan kerja, kebijakan sekolah, atau membandingkan satu guru dengan yang lain.

Ruang guru yang seharusnya jadi tempat istirahat malah berubah jadi:
  • Ruang bisik-bisik
  • Ruang keluhan tanpa solusi
  • Ruang yang bikin nggak nyaman
Sobat pengajar pasti paham, gosip itu melelahkan. Bukan karena isinya selalu salah, tapi karena atmosfer negatifnya menular. Fokus kerja terganggu, semangat turun, dan hubungan antar guru jadi canggung.

Di tengah kondisi seperti ini, menjaga jarak emosional sering kali menjadi pilihan paling sehat.

Membantu Itu Baik, Tapi Harus Ada Batas

Penting untuk kita sadari bersama bahwa membantu bukan berarti mengambil alih tanggung jawab orang lain.

Kalian berhak:
  • Membantu tanpa harus terus-menerus
  • Menolak dengan cara yang sopan
  • Mengarahkan, bukan mengerjakan semuanya
Kalimat sederhana seperti,
“Aku bantu jelaskan caranya ya, nanti bisa dicoba sendiri”
itu bukan kejam, tapi mendidik.

Justru dengan memberi ruang belajar, kita membantu rekan guru menjadi lebih mandiri dan profesional. Dan yang paling penting, kita menjaga diri sendiri agar tidak kelelahan.

Sobat pengajar, guru senior yang enggan belajar tapi sering meminta bantuan dan gemar bergosip bukan hanya masalah individu, tapi masalah budaya kerja. Kalau dibiarkan, yang rusak bukan satu orang, tapi seluruh suasana sekolah.

Hidup dan bekerja di sekolah akan jauh lebih tenang ketika:
  • Bantuan diberikan dengan batas
  • Tanggung jawab tetap di pemiliknya
  • Gosip diganti dengan komunikasi sehat
Ingat, kalian datang ke sekolah untuk mengajar, berkembang, dan memberi dampak. Bukan untuk memikul beban yang seharusnya bukan milik kalian. Menjaga lingkungan kerja guru yang sehat dan profesional bukan egois, itu bentuk kepedulian jangka panjang.
Baca Juga :
Menulis Untuk Mengingat dan Berbagi

Posting Komentar

© 2021 - by Pengajar Pedia Pengajar Pedia
Pengajar Pedia

Gabung Saluran WA