14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas!

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas!

Sebagai seorang guru, aku sering merasa bahwa kemampuan koding saat ini bukan lagi sekadar keahlian tambahan, melainkan sudah menjadi kebutuhan utama bagi generasi muda. Pemerintah pun belakangan ini semakin mendorong literasi digital melalui program-program sekolah dan pelatihan, termasuk integrasi coding dalam pembelajaran. 
Nah, sobat pengajar, di era serba digital ini kita dituntut untuk bisa memperkenalkan coding dengan cara yang menyenangkan, praktis, dan mudah dipahami oleh siswa. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan website mengajar koding (plugged) yang kini jumlahnya semakin banyak dan bervariasi.

Berikut beberapa website yang bisa digunakan untuk mengajar coding (plugged) lebih mudah digunakan, yaitu :

1. Blockly

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com

Blockly adalah salah satu platform belajar coding yang dikembangkan oleh Google. Keunggulan utamanya terletak pada tampilannya yang berbasis blok visual, sehingga sangat ramah untuk pemula. Alih-alih harus menuliskan baris kode dengan sintaks yang kadang membingungkan, siswa cukup menyeret (drag) dan menyusun (drop) blok-blok perintah yang tersedia. Setiap blok mewakili instruksi pemrograman tertentu, misalnya perulangan (loop), kondisi (if-else), atau variabel.

Sebagai guru, aku merasa Blockly sangat membantu terutama ketika mengajar di kelas awal. Anak-anak sering kali merasa takut atau cepat bingung ketika pertama kali diperkenalkan dengan coding berbasis teks. Nah, lewat Blockly, mereka bisa langsung fokus ke logika dan alur berpikir tanpa terbebani oleh aturan penulisan kode. Misalnya, siswa hanya perlu menyusun blok “jika… maka…” untuk membuat keputusan, bukan menulis if (x>y) { } yang bisa bikin pusing.

Selain itu, Blockly juga fleksibel karena bisa diintegrasikan dengan berbagai bahasa pemrograman. Artinya, setelah siswa paham konsep dasar logika lewat blok, mereka bisa melihat versi teks dari kode tersebut. Ini menjadi jembatan yang bagus sebelum mereka benar-benar masuk ke pemrograman berbasis teks seperti JavaScript atau Python.

Aku sendiri pernah mencoba menggunakan Blockly untuk mengajarkan konsep algoritma sederhana, seperti mencari jalan keluar dari labirin atau membuat animasi pergerakan karakter. Siswa terlihat lebih antusias karena mereka merasa seperti sedang bermain puzzle. Hasilnya, pemahaman mereka tentang algoritma dasar jadi lebih kuat.

Hal menarik lainnya, Blockly bisa dipakai langsung di browser tanpa perlu instalasi tambahan. Jadi, sobat pengajar hanya butuh perangkat komputer atau laptop yang terhubung internet. Bahkan, jika jaringan sedang terbatas, kita masih bisa menggunakan Blockly secara offline dengan mengunduh filenya.

Singkatnya, Blockly bukan hanya sekadar alat belajar coding, tapi juga media pembelajaran kreatif yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir komputasional (computational thinking), seperti dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma. Dengan cara ini, anak-anak bisa belajar “cara berpikir programmer” sejak dini tanpa merasa terbebani.

2. Code.org

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com

Sobat pengajar pasti sudah tidak asing lagi dengan Code.org, salah satu platform pembelajaran coding yang paling populer di dunia. Dari pengalaman mengajar, aku bisa bilang bahwa Code.org ini sangat membantu, terutama karena menyediakan kurikulum yang rapi, terstruktur, dan mudah dipahami baik oleh guru maupun siswa.

Di dalam Code.org, sobat pengajar bisa menemukan berbagai kursus gratis yang dibagi berdasarkan tingkatan usia dan kemampuan. Mulai dari anak SD yang baru mengenal konsep urutan (sequence), pengulangan (loop), hingga siswa SMP dan SMA yang sudah siap mencoba JavaScript, Python, atau bahkan konsep data dan AI. Menariknya, semua itu disajikan dalam bentuk game, puzzle interaktif, dan project kreatif. Jadi, siswa tidak merasa sedang belajar teori yang membosankan, melainkan seperti sedang bermain.

Salah satu fitur favoritku adalah Hour of Code. Ini semacam gerakan global yang mengajak siswa mencoba belajar coding hanya dalam waktu satu jam. Materinya ringan, menyenangkan, tapi cukup untuk memantik rasa penasaran siswa. Aku pernah mencoba kegiatan ini saat memperkenalkan coding di kelas, dan hasilnya luar biasa: anak-anak yang awalnya takut dengan kata “programming” jadi antusias dan penasaran untuk lanjut belajar.

Selain itu, Code.org juga punya dashboard guru yang memudahkan kita untuk memantau perkembangan siswa. Kita bisa melihat progress, menyusun kelas virtual, bahkan mengikuti panduan mengajar yang sudah disiapkan. Jadi, bagi sobat pengajar yang mungkin bukan berasal dari latar belakang informatika, tetap bisa menggunakan Code.org dengan percaya diri.

Hal lain yang aku apresiasi adalah dukungan bahasa Indonesia. Dengan adanya terjemahan ini, siswa yang belum terbiasa dengan bahasa Inggris tetap bisa mengikuti pembelajaran tanpa kesulitan berarti. Ini sejalan dengan dorongan pemerintah untuk memperluas literasi digital di sekolah-sekolah.

Singkatnya, Code.org bukan hanya sekadar website belajar coding, tapi sebuah ekosistem yang bisa menghubungkan guru, siswa, bahkan orang tua dalam mendukung pembelajaran digital. Jika sobat pengajar ingin mulai mengintegrasikan coding ke dalam kelas tanpa ribet, Code.org bisa jadi pintu masuk yang paling ramah dan efektif.

3. ABCya

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com

ABCya memang lebih dikenal sebagai platform game edukasi untuk anak-anak, terutama dalam melatih keterampilan matematika, membaca, atau logika dasar. Namun, di balik itu ada juga beberapa aktivitas coding interaktif yang bisa kita manfaatkan untuk memperkenalkan konsep pemrograman sederhana. Anak-anak dapat belajar tentang urutan langkah (sequence), pola, hingga problem solving dengan cara yang menyenangkan. Dari pengalaman, aku biasanya menggunakan ABCya sebagai selingan atau ice breaking ketika suasana kelas mulai jenuh. Dengan tampilan yang penuh warna dan permainan yang ringan, siswa tetap bisa belajar logika pemrograman tanpa merasa sedang “dipaksa” berpikir keras. Jadi, selain menghibur, platform ini juga efektif untuk menjaga semangat belajar tetap terjaga.

4. Scratch

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com

Scratch dari MIT ini memang jadi salah satu favoritku dalam mengajar coding. Dengan tampilannya yang berbasis blok, siswa bisa belajar konsep pemrograman tanpa harus pusing dengan sintaks. Mereka cukup menyeret dan menyusun blok-blok kode, lalu melihat hasilnya langsung dalam bentuk animasi, game, atau cerita interaktif. Menariknya, Scratch tidak hanya berhenti pada dunia informatika, tetapi bisa dengan mudah diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran lain. Misalnya, saat mengajar sejarah, aku pernah meminta siswa membuat animasi tentang perjuangan tokoh nasional; atau saat pelajaran bahasa, mereka diminta menulis dialog lalu menghidupkannya dalam bentuk cerita digital. Dengan cara ini, coding tidak lagi terasa kaku, melainkan menjadi media kreatif untuk mengekspresikan ide dan pengetahuan lintas bidang. Selain itu, Scratch juga memiliki komunitas global yang aktif, sehingga siswa bisa berbagi karya, mendapatkan inspirasi, bahkan berkolaborasi dengan anak-anak dari berbagai negara. Hal ini membuat pembelajaran terasa lebih hidup dan bermakna, karena anak-anak merasa hasil karyanya bisa diapresiasi oleh banyak orang.

5. CodeMonkey

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Di CodeMonkey, siswa belajar coding dengan cara yang menyenangkan karena dikemas dalam bentuk permainan interaktif. Konsep utamanya sederhana: siswa diminta menulis potongan kode untuk membantu seekor monyet menemukan pisang. Dari luar terlihat seperti game biasa, tapi sebenarnya setiap instruksi yang ditulis melatih siswa memahami logika pemrograman, urutan langkah, dan pemecahan masalah.

Aku sendiri pernah mencoba menggunakan CodeMonkey di kelas, dan hasilnya sungguh menarik. Anak-anak yang biasanya cepat bosan ketika diminta menulis kode justru jadi lebih bersemangat karena merasa sedang bermain. Mereka tertantang untuk menyelesaikan level demi level, sambil tanpa sadar mempelajari konsep penting dalam coding seperti looping, conditional, dan fungsi sederhana.

Hal yang menurutku istimewa adalah pendekatan belajarnya yang gamifikasi. Siswa merasa terlibat secara emosional, karena ada tujuan yang jelas (si monyet harus mendapat pisang), ada tantangan yang meningkat, dan ada kepuasan tersendiri setiap kali berhasil menyelesaikan misi. Dari pengalaman itu, aku melihat bahwa CodeMonkey bisa menjadi pintu masuk yang bagus untuk membuat coding terasa lebih dekat, ringan, dan menyenangkan bagi anak-anak.

6. Teachable Machine

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Teachable Machine ini merupakan salah satu produk inovatif dari Google yang dirancang agar siapa pun, termasuk siswa, bisa mengenal dasar-dasar kecerdasan buatan (AI) dengan cara yang sederhana. Melalui platform ini, anak-anak dapat membuat model AI mereka sendiri tanpa perlu menulis kode yang rumit. Misalnya, mereka bisa melatih komputer untuk mengenali berbagai gambar, mendeteksi suara, hingga membedakan pose tubuh tertentu. Dari pengalaman di kelas, penggunaan Teachable Machine membuat siswa lebih mudah memahami bagaimana teknologi AI bekerja dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada aplikasi kamera, asisten suara, atau sistem keamanan. Selain seru dan interaktif, media ini juga sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan teknologi siswa serta membekali mereka dengan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman digital.

7. Google Doodle Coding

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com

Game coding yang satu ini sempat viral ketika Google merilisnya untuk memperingati 50 tahun bahasa pemrograman anak-anak. Saat pertama kali mencobanya di kelas, aku menjadikannya sebagai ice breaking, dan hasilnya sungguh menarik. Anak-anak terlihat begitu antusias, bahkan yang biasanya pasif ikut penasaran mencoba. Permainan ini sederhana, tetapi mampu memperlihatkan konsep dasar pemrograman dengan cara yang menyenangkan. Blok-blok kode yang harus disusun agar karakter bisa bergerak berhasil memancing rasa ingin tahu siswa, sekaligus membuat mereka memahami bahwa coding itu sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Dari pengalaman itu, aku merasa Google Doodle Coding bisa menjadi pintu awal yang efektif untuk mengenalkan logika pemrograman kepada siswa dengan cara yang ringan namun bermakna.

8. Tynker

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com

Platform ini sebenarnya punya konsep yang mirip dengan Scratch karena sama-sama berbasis blok visual, tetapi yang membuatnya berbeda adalah adanya kurikulum tematik yang lebih bervariasi. Sobat pengajar bisa memilih materi sesuai topik, mulai dari game interaktif, animasi, hingga project yang terhubung dengan perangkat nyata. Aku pribadi sering memanfaatkannya untuk mengajak siswa membuat project sederhana seperti mengendalikan robot kecil atau mencoba simulasi Internet of Things (IoT), sehingga pembelajaran terasa lebih nyata dan aplikatif.

9. Kodable

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Kodable adalah salah satu platform belajar coding yang dirancang khusus untuk anak-anak usia sekolah dasar. Di dalamnya, siswa diajak belajar logika pemrograman melalui permainan interaktif dengan karakter lucu yang harus menjalankan misi tertentu. Dari pengalaman menggunakan Kodable, aku merasa anak-anak lebih mudah memahami konsep dasar coding karena belajarnya terasa seperti bermain game, bukan belajar yang kaku.

Manfaat & Keunggulan Kodable
  • Interaktif & menyenangkan karena desain visualnya cerah, karakter-karakternya menggemaskan, sehingga anak-anak tidak cepat bosan.
  • Konsep dasar coding yang kuat, siswa dikenalkan dengan logika pemrograman, seperti urutan (sequence), perulangan (loop), dan kondisi (if/else), tanpa harus langsung menulis kode teks.
  • Cocok untuk anak usia dini karena berbasis gambar dan blok, siswa kelas rendah pun bisa mengikuti dengan mudah.
  • Kodable menyediakan panduan mengajar, sehingga sobat pengajar yang belum terlalu mahir dalam coding tetap bisa memanfaatkannya di kelas.
Kelemahan Kodable

  • Fitur penuh berbayar karena versi gratisnya terbatas, jadi kalau ingin mengakses kurikulum lengkap, sobat pengajar perlu berlangganan.
  • Bahasa utamanya bahasa inggris, meskipun visualnya jelas, anak-anak yang belum terbiasa dengan bahasa inggris mungkin butuh pendampingan ekstra.
  • Siswa yang sudah menguasai dasar coding bisa cepat merasa kodable terlalu mudah.
Secara keseluruhan, Kodable sangat ideal untuk pengenalan coding di sekolah dasar, terutama untuk membangun logika berpikir komputasional sejak dini. Dengan visual yang ramah anak dan konsep yang sederhana, Kodable bisa menjadi langkah awal yang menyenangkan sebelum siswa beralih ke platform coding yang lebih kompleks seperti Scratch atau Code.org.

10. Lightbot

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Lightbot adalah sebuah game puzzle interaktif yang dirancang khusus untuk melatih logika berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan dasar pemrograman. Dalam permainan ini, siswa diminta mengarahkan sebuah robot untuk menyelesaikan misi dengan mengikuti instruksi tertentu. Aku pribadi suka sekali menggunakannya di kelas karena sangat efektif untuk mengenalkan konsep urutan langkah (sequence) dan perintah berulang (looping) secara menyenangkan.
Manfaat & Keunggulan
  • Sangat mudah dimainkan oleh pemula, bahkan siswa SD.
  • Konsep dasar algoritma disampaikan dalam bentuk visual yang jelas dan menarik.
  • Bisa dimainkan di berbagai perangkat (PC, tablet, maupun smartphone).
  • Memberikan pengalaman belajar yang “belajar sambil bermain”, sehingga siswa tidak cepat bosan.
Kelemahan
  • Materinya terbatas pada pengenalan konsep dasar, jadi tidak cukup untuk siswa yang sudah mahir.
  • Tidak mendukung banyak bahasa pemrograman nyata, sehingga perlu dilanjutkan dengan platform lain untuk level lebih tinggi.
Meskipun begitu, menurut pengalamanku, Lightbot tetap menjadi pilihan yang tepat sebagai gerbang awal untuk memperkenalkan logika coding sebelum melangkah ke platform yang lebih kompleks seperti Scratch atau Code.org.

11. CodeCombat

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Nah, kalau yang satu ini menurutku lebih cocok untuk siswa SMP ke atas, karena tingkat kesulitannya sudah lebih menantang. Di CodeCombat, siswa belajar coding sambil bermain game RPG (Role-Playing Game). Mereka diminta menulis baris kode nyata, bukan sekadar menyeret blok visual, untuk mengendalikan karakter di dalam dunia fantasi. Misalnya, siswa harus menuliskan perintah agar tokoh berjalan, menyerang musuh, atau memecahkan teka-teki.

CodeCombat saat digunakan cukup menarik, karena siswa yang biasanya cepat bosan saat belajar teori malah jadi betah berlama-lama. Mereka merasa seperti sedang berpetualang, padahal di balik itu sebenarnya sedang berlatih menulis sintaks python atau javascript. Dari sini terlihat jelas bahwa CodeCombat sangat bermanfaat untuk membangun logika berpikir, problem solving, dan ketelitian dalam menulis program.

Keunggulan lain dari CodeCombat adalah adanya tingkatan level yang progresif. Jadi, siswa bisa merasakan pencapaian setiap kali berhasil menyelesaikan tantangan. Selain itu, antarmuka visualnya juga sangat menarik, mirip game profesional. Ini tentu jadi nilai tambah untuk memikat perhatian anak-anak yang memang gemar bermain game.

Namun, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kelemahannya, tidak semua fitur gratis—untuk materi lanjutan biasanya butuh langganan premium. Selain itu, karena menggunakan sintaks nyata, beberapa siswa pemula mungkin merasa sedikit kesulitan di awal. Jadi, sobat pengajar perlu mendampingi atau memastikan siswa sudah terbiasa dengan konsep dasar coding sebelum terjun langsung ke CodeCombat.

12. Swift Playgrounds

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Bagi sobat pengajar yang menggunakan perangkat iPad, aplikasi Swift Playgrounds bisa menjadi salah satu pilihan menarik untuk mengenalkan coding kepada siswa. Aplikasi ini dikembangkan langsung oleh Apple dengan tujuan agar pembelajaran bahasa swift bahasa pemrograman resmi untuk membangun aplikasi iOS dan macOS bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan.

Di dalam Swift Playgrounds, siswa akan diajak untuk menyelesaikan puzzle interaktif dengan menulis potongan kode sederhana. Setiap level menghadirkan tantangan baru yang harus diselesaikan menggunakan logika pemrograman. Menurut pengalamanku, metode ini cukup efektif karena tidak hanya membuat anak paham sintaks dasar Swift, tetapi juga melatih mereka untuk berpikir sistematis dan kreatif.

Keunggulan Swift Playgrounds
  • Interaktif dan visual, coding terasa seperti bermain game, sehingga siswa lebih cepat paham.
  • Langsung praktik bahasa Swift, sangat relevan jika siswa tertarik mengembangkan aplikasi iOS.
  • Didukung apple, tampilannya rapi, modern, dan selalu diperbarui.
  • Sobat pengajar bisa menggunakannya tanpa biaya tambahan (gratis).
Kelemahan Swift Playgrounds
  • Hanya bisa diakses lewat iPad, jadi terbatas bagi sekolah yang tidak memiliki perangkat Apple.
  • Kurang fleksibel jika sobat pengajar ingin memperkenalkan bahasa pemrograman lain seperti Python atau JavaScript, karena hanya fokus pada bahasa pemrograman Swift.
  • Bisa sedikit menyulitkan siswa yang belum terbiasa dengan bahasa Inggris, karena tidak semua level berbahasa Indonesia.
Meski begitu, menurutku Swift Playgrounds tetap sangat bermanfaat. Terutama jika sekolah kalian sudah memiliki ekosistem Apple, aplikasi ini bisa menjadi jembatan yang menghubungkan siswa dari belajar dasar pemrograman hingga ke tahap pengembangan aplikasi nyata. Dengan cara yang menyenangkan, siswa bisa merasakan pengalaman belajar coding yang berbeda dari sekadar mengetik teks di layar editor biasa.

13. Replit

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Replit ini menurutku lebih serius dibanding platform coding berbasis game, karena sudah mendukung banyak bahasa pemrograman seperti Python, C++, JavaScript, dan lainnya. Keunggulannya, siswa bisa langsung menulis, menjalankan, dan berbagi kode secara online tanpa harus menginstal software tambahan, sehingga sangat praktis digunakan di kelas. Aku biasanya memakainya untuk mengajarkan siswa SMA yang sudah siap menulis kode sebenarnya, karena tampilannya mirip lingkungan pemrograman profesional. Namun, kelemahannya adalah jika koneksi internet kurang stabil, proses menjalankan program bisa terhambat, dan bagi pemula tampilannya mungkin terlihat agak rumit dibanding platform visual berbasis blok.

14. Grasshopper

14 Website Mengajar Koding (Plugged) Terbaik, Gratis & Mudah Dipakai di Kelas - www.pengajarpedia.com
Dikembangkan oleh Google, Grasshopper adalah aplikasi belajar coding yang dirancang khusus untuk pemula agar lebih mudah memahami JavaScript melalui latihan singkat, kuis interaktif, serta pembelajaran berbasis game yang terasa ringan namun tetap menantang; keunggulannya terletak pada tampilan sederhana, sistem pembelajaran step by step, serta fleksibilitas yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri di rumah tanpa bimbingan langsung dari guru, sementara kelemahannya adalah materi yang disediakan masih terbatas pada dasar-dasar JavaScript sehingga kurang mendalam untuk siswa yang ingin melanjutkan ke tingkat lanjutan.

Itulah 14 website mengajar koding (plugged) yang bisa kalian manfaatkan untuk membuat pembelajaran lebih menarik, variatif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dari pengalaman yang sudah aku coba, setiap aplikasi punya keunggulannya masing-masing. Yang penting, kita bisa menyesuaikan dengan usia, minat, dan kemampuan anak. Dengan memanfaatkan berbagai website ini, kita bukan hanya mengajarkan coding, tapi juga membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan digital. Jadi, jangan ragu untuk mencoba salah satu dari 14 website mengajar koding ini di kelas kalian!

Jika kalian mencari artikel menarik lainnya seputar pendidikan dan keguruan, silakan kunjungi pengajarpedia.
Baca Juga :
Menulis Untuk Mengingat dan Berbagi

Posting Komentar

© 2021 - by Pengajar Pedia Pengajar Pedia
Pengajar Pedia

Gabung Grup Telegram